PENGERTIAN dan UNSUR-UNSUR PEMENTASAN DRAMA
■ Pengertian drama
Drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang artinya berbuat, berlaku, bertindak, atau bereaksi.
Menurut Sri Sutarni (2016:14) Drama merupakan cerita tentang kehidupan manusia yang diperankan di atas
panggung atau dipentaskan.
■ Unsur-Unsur Pementasan Drama
1. Naskah Drama
Naskah drama adalah karya fiksi yang memuat kisah atau lakon. Naskah yang lengkap,terbagi atas babak dan
adegan-adegan.
*Unsur-unsur pembangun naskah drama, yaitu:
1) Tema : gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama.
Tema drama digambarkan melalui rangkaian peristiwa. Rangkaian ini menjadi alu/jalan cerita, tokoh-tokoh
dengan perwatakan nya, dan dialog yang diucapkan nya. Tema yang dapat diangkat dalam drama diantaranya
masalah percintaan,kritik social, kemiskinan, kesenjangan social, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak,
patriotisme.
2) Penokohan/perwatakan : keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.
Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh actor (pemain) yang memerankan tokoh itu.
Agar dapat mewujudkan nya, aktor harus benar-benar memahami karakter yang dikehendaki penulis naskah.
Untuk itu, pemain perlu menafsirkan dan menyimpulkan watak tokoh yang akan diperankan. Dalam
meleburkan diri menjadi tokoh yang diperankan pemain dibantu penata rias, penata busana, dan acting.
3) Dialog : Jalan cerita dalam drama diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain.
Melalui dialog-dialog antar pemain inilah penonton dapat mengikuti cerita drama yang disaksikan. Oleh karena itu,
dialog harus benar-benar dijiwai oleh para pemain nya sehingga sanggup menggambarkan suasana.
4)Konflik : Konflik dalam drama tidak lepas dari kehadiran tokoh yang bertentangan satu dengan yang lainnya.
Konflik yang hadir dapat berupa pertentangan tokoh dengan dirinya sendiri, pertentangan dengan orang lain,
bahkan konflik dengan alam sekitar.
5) Alur/Plot ; Penyajian alur dalam pementasan drama meliputi :
a) Bagian pengenalan (deskripsi) : Pengantar cerita dari narrator, iringan music, dan kemunculan
tokoh di atas panggung. Pada bagian ini, penonton mulai mendapat gambaran tentang
tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Selain itu, penonton juga mendapatkan
gambaran umum tentang permasalahan yang akan disajikan dalam cerita.
b) Permasalahan (konflik) : Permasalahan mulai dihadirkan berupa pertikaian atau pertentangan
terutama antara tokoh protagonist dan tokoh antagonis.
c) Penggawatan (Klimaks) : Tahap ini ditandai dengan penyajian puncak pertentangan antar tokoh.
d) Peleraian (Solusi) : Dihadirkan nya titik terang sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.
Kekalahan tokoh antagonis mulai ditampakkan.
e) Penyelesaian (ending) : Pementasan dapat dilanjutkan sampai penyelesaian atau berhenti
pada tahap peleraian sesuai dengan naskah drama dan bergantung pada petunjuk sutradara.
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang memperagakan peran di dalam cerita, atau disebut juga aktor/aktris. Beberapa
pemain dibutuhkan dalam drama
berdasarkan banyaknya tokoh yang ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam pementasan,
pemain dipilih secara
tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.
Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih pemain campuran daripada tidak campuran.
Maksud pemain campuran yaitu pemain yang terdiri dari pemain laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja
dan orang tua.
Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :
1. Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai dari dialog dan watak-watak tiap tokoh
dalam naskah drama itu.
2. Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang dibutuhkan
3. Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
4. Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang dikehendaki naskah
3. Sutradara
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung jawab
dalam kesuksesan pementasan drama,
sutradara harus membuat perencanaan yang matang.
Tugas seorang sutradara sangat banyak dan cukup berat, seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran
naskah, memilih pemain,
melatih pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasikan setiap bagian.
Tugas awal seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah yang terpilih kemudian dibaca
berulang-ulang, untuk menentukan watak tokoh-tokoh, tata rias, pengaturan panggung
dan seterusnya.
Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang cukup berat. Oleh karena itu,
sutradara sebaiknya mampu :
1. Memilih naskah yang tepat
2. Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
3. Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
4. Sanggup melatih dan membimbing pemain
5. Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
6. Cekatan dalam memimpin semua tim
4. Tata Rias
Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau make up para pemain.
Orang yang mengerjakan tata rias disebut dengan penata rias. Penata rias ada pria dan wanita,
dilihat dari keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti bedak, lipstik, pensil alis, kumis palsu,
bulu mata dan masih banyak lagi.
Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti teknik shading hidung, meniruskan pipi,
menebalkan mata, membentuk alis dan teknik lainnya. Selain itu penata rias juga harus terampil dan cekatan,
agar penata rias mampu mengatur waktu sehingga pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung dengan
riasan yang baik.
5. Tata Busana
Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti bahan, model dan cara mengenakannya.
Tata busana memiliki hubungan yang erat dengan tata rias. Oleh karena itu ,banyak juga tugas tata busana
dirangkap langsung oleh penata rias. Meskipun demikian tugas penata rias dan penata busana memiliki
tanggung jawab yang berbeda, namun harus bekerja sama saling menyesuaikan dan saling membantu
agar hasilnya maksimal.
Penata rias dan penata busana harus mampu menafsir dan memantaskan riasan dan
pakaian yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta dilengkapi dengan riasan yang full cover,pakaian santai
dilengkapi dengan riasan yang natural. Semua bagian saling membantu untuk menunjang penampilan pemain.
6. Tata Panggung
Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya. Sebagai seni pertunjukan,
biasanya panggung akan di desaign lebih tinggi daripada lantai, lebih tinggi dari tempat duduk penonton
agar penonton yang duduk dibelakang masih mampu menyaksikan pertunjukan dengan jelas.
Panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam memainkan pementasan.
Petugas yang menata panggung disebut penata panggung yang terdiri dari tim,supaya dapat merubah keadaan
panggung dengan cepat.
Panggung mendeskripsikan tempat, waktu dan suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang memiliki
babak berbeda tempat, waktu dan suasana membuat penataan panggung harus lebih cekatan untuk
merubahnya.
Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki naskah, namun juga boleh menambahkan,
mengurangi atau mengubah letak peralatan asal perubahan itu menambah estetika keadaan panggung.
Sebaiknya yang dipilih untuk menata panggung adalah orang-orang yang mengerti
keindahan dan komposisi seni yang baik.
7. Tata Lampu
Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di panggung.
Bagian ini berhubungan erat dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan
dengan keadaan panggung yang dibutuhkan.
Seperti penataan lampu di rumah orang miskin dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu yang
berbeda dan disesuaikan dengan waktu terjadi.
Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar yang memiliki
lensa besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu berhubungan dengan listrik,
sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan.
8. Tata Suara
Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras suara (sound system) dan
musik pengiring.
Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai dengan suasana yang dibutuhkan, seperti suasana
sedih mungkin hanya diiringi dengan seruling yang ditiup mendayu-dayu, menyayat hati, suasana
pertengkaran yang diiringi dengan musik yang berirama cepat dan keras.
Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah, penjelasannya hanya secara umum
seperti musik pelan, sendu atau sedih. Musik pengiring juga sebaiknya berada dibalik layar,
agar tidak mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang diatur sesuai dengan kadarnya.
9. Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama yang disiapkan,
tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon para penonton
yang menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi atau motivasi.
Ada 3 macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :
1. Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton yang mampu mengapresiasi seni.
2. Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan khusus pada seni,
hanya menikmati untuk hiburan.
3. Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena penasaran ingin tahu
bagaimana lakon , pemain dan cerita dramanya.
Fungsi penonton yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan di setiap pementasan drama,
agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang penonton berikan.